
Bujang semarga aku mengenalnya.sejagat aku tahu perangainya.Sesempurna semua perilaku dan sifatnya.
Anggap saja kalian tahu wajah bujang,sejelas aku lihat pohon ketapang di pinggir jalan yg berbaris rapi tanpa cela dan tertata dalam paduan apiknya cinta dunia.
Anggap saja kalian tahu kegiatan bujang tiap hari seperti aku sebagai diary agendanya sehari-hari.sedekat mata pena dan kertas tersekat dalam barisan cetaknya.
anggap saja kalian suka bujang,seperti sukanya bujang berdoa pada gusti Allah tiap malam panjang untuk segera diberi rejeki.seorang istri yg telah dinanti 9 th lebih.
...................
Ramadhan kali ini tiba di pertengahan bulan.Tepat pada saat bujang terpangku tangan.Menatap semua kesedihan yg nampak bahagia dan ceria mengelilinginya.Seperti tak terima berbagi tawanya dengan bibir bujangyang menekuk,datar,diam,menekuk lagi,lalu diam lagi,sesaat kemudian menekuk lagi.
Ramadhan kali ini tiba tepat di hari minggu. waktu yang biasa digunakan para remaja kampung saling mengenal.Waktu cumbu rayu antara senja dan malam. Waktu yg tepat untuk berkata sayang lalu berlamar-lamaran.
Bujang juga punya daya untuk itu.Tapi angka yg disebut Wak Haji Ali di selamatan hari jadinya tahun lalu kuasa menahannya. 39 bukan angka yang kecil.itu besar untuk bujang.Ia makin renta. dan tak ada yang kuasa menahan itu.ditambah hari raya ini kepalanyabertambah jadi 4.Akan lebih berat terasa buat bujang yang tak pernah tahu rasanya pelaminan.
kadang iya punya sewribu bahkan sejuta rutu dalam hati untuk almarhum bapaknya yg semena-mena mencatat nama akta lahiornya sebagai BUJANG KOSASIH.
Bujang sudah akan pasti jadi namanya.Yang akan iya pakai dari tangis pertamanya hingga tutup mata selamanya.bahkan akan dipahat pula di nisan pusaranya.
"mak tampaknya tak bisa pula ku penuhi keinginan mak tahun ini",,kata bujang suatu kali sebelum tarawih.
"keinginan mana jang?"mak berkerut dahi.
"keinginan mak timang cucu lebaran ini.Aini tolak aku punya pinangan mak.Ia lebih pilih pinangan Anwar,pengusaha kayu kota seberabg itu.Orang tuanya juga tak mau punya menantu yg punya titel Ketua Dewan Santri sepertiku mak.
"tak usah kau paksa jang"
"tapi aku kecewa mak! sakit hati aku berkali2.dikhianati aku berlapis2 dan tak jua ku dapati istri! kurang apa aku mak? telah kunanti dan kuusahakan untuk berada dalam pelaminan adat kita sejak awal usia 20.kini 20 tahun sudah lewat,tak jua kudapati janji rejeki ku itu!" Bujang mulai geram entah pada siapa.
"sabar jang,belum tiba rejeki mu,,," kata mak sambil lalu.ia memilih untuk tinggalkan bujang sendiri.tak ada gunanya juga ia temani buah hatinya itu yg kecewa setengah mati.
.....................
Malam tarawih sudah lama usai.esok malam tarawih yg terakhir..rustam anak terakhir Wak Haji Ali,mengumpulkan kepingan logam,dari kotak amal yg baru saja ia bongkar.
"tak kusangka jang,banyak pula amal kali ini.Ramadhan kali ini benar2 rewjeki,sepertinya jadi pula surau diperbaiki,,sok lah kau simpan uang ini dirumahmu"ujang meninggalkan surau dg wajah sendunya.
..............
takbir berkumandang tak henti2.mengiringi doa bujang kepada gusti di malam itu,diatas sajadahnya yg lusuh..
Rabbi..
telah kau juatah tiap rezeki.telah rata kau bagi2.tak kuasa aku menggugat penghasulan ku di bumi.
Rabbi..
tak pernah sekali pun kau tuli.doa ku yg bisu tak terdengar sama sekali.timpakan balasan untuk ku yg telah menghujat mu.
Rabbi..
jika memang belum pantas aku terima rezeki ku.tahan lalu bantu aku pantaskan diri.agar aku bersanding dengan bidadari.
....
belum usai kala bujang hanturkan doa,ribut membuyarkannya.keluar ia dirundung kalut.ia tatap sepasang kekar mengacak2 kamar.kerlingan tajam parang menyinari seisi rumah.mak di sudut rumah dg parang tajam di kalungkan di leher keriputnya.bujang berlari menghampiri mak,tapi apa daya ia tersungkur dan mencium tanah karena dijegal seorang kekar.
"kami butuh uang...buat besok lebaran",,kata seorang kekar.bujang menggeleng...
seorang kekar keluar dari kamar..."bang di kantong ini banyak duitnya"
"jangan,itu uang amal",,kata bujang sambil berlari mencoba merebut kantongan berisi uang itu.
dengan cepat ia dilumpuhkan.parang tajam kekar menembusnya dari belakang.dengan sekuat tenaga mak berteriak..
sekilas ia lihat rustam menyerbu masuk bersama para santri.rustam mengangkatnya berteriak minta tolong.tapi bujang tak kuasa lagi.tergagap beberapa kali ia menyebut nama gusti Allah yg dulu dianggapnya tuli.lalu gelap menyelimuti.
..........
Sholat Idul Fitri telah rampung.tak ada khutbah lama kali ini dari Wak Haji Alli kali ini.karena sebuah keranda telah siap dimuka surau.
segera selesai doa Wak Haji Ali segera berdiri..untuk memimpin jamaah untuk sholat lagi tanpa rukuk dan sujud.untuk mengantar bujang pergi berkalang tanah sesaat lagi.
Rustam menatap bangga kearah keranda.dalam hati ia berkata.
Kau lihat jang??? rejeki mu telah tiba sekarang.ribuan penduduk kampung iri dengan mu.kau telah lindungi harta kami dari pencuri.Kau tahu janji dari tuhan yang kau angggap tuli..Kau syahid jang.sekarang kau mengerti kenapa tak jua kau dapati kekasih hati.karena tak ada yg pantas untukmu selain bidadari..
SELAMAT JANG...!!!